PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Definisi Manajemen

Sebuah organisasi baik itu organisasi yang baru ataupun yang lama dalam menjalankan aktivitasnya perlu ditata agar dapat berjalan dengan baik dan tujuannya dapat tercapai. Oleh karena itulah diperlukan manajemen yang baik.

Sebelum mendefinisikan manajemen, ada baiknya diuraikan terlebih dahulu pemahaman pokok dari manajemen. Bila diperhatikan literatur manajemen, maka akan tampak bahwa istilah manajemen akan mengandung tiga pemahaman, yaitu :

1.        Manajemen sebagai proses

2.        Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melaksanakan aktivitas manajemen

3.        Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu

Manajemen dikatakan sebagai suatu proses, karena setiap orang yang menerapkan manajemen harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan. Selanjutnya, manajemen dikatakan sebagai kolektivitas; orang-orang yang melaksanakan aktivitas manajemen harus melaksakanannya secara kolektif. Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni karena pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu adalah dengan menggunakan kegiatan orang lain. Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan berusaha secara sestematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk mancapai tujuan, kemudian menerangkan gejala-gejala, kejadian-kejadian, keadaan-keadaan dan memberikan penjelasan-penjelasan tentang itu. Disamping itu sebagai ilmu pengetahuan, dalam penerapannya manajemen juga membutuhkan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

Seperti halnya banyak bidang studi lain yang menyangkut manusia, manajemen sulit untuk di definisikan, dan dalam kenyataannya, tidak ada definisi manajemen yang dapat diterima secara universal. Walaupun begitu, peneliti mencoba untuk menerapkan beberapa pendapat ahli yang mendefinisikan manajemen.

Menurut Richard L.Daft (2002:8) mendefinisikan sebagai berikut:

“Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasarn organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya oragnisasi.”

 

 

            Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org)

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

 

Mulayu S.P. Hasibuan (2000:2) mengatakan bahwa :

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemenfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.”

 

Menurut T.Hani Handoko (2000:10) mendefinisikan manajemen sebagai berikut:

      “Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi  perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.”

 

 

Dari beberapa definisi para ahli seperti yang disebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen adalah ilmu, seni, dan proses perencanaan, perorganisasian, pengarahan, dan pengawasan  sumber daya organisasi, yang dilaksanakan dengan orang-orang untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan”.

Dari uraian-uraian di atas dipahami bahwa :

1.         Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai

2.         Manajemen merupakan kolaborasi antara ilmu, proses, dan seni

3.         Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang lebih melakukan kerja sama dengan suatu organisasi

4.         Manajemen terdiri dari beberapa fungsi yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan

Selain itu menajemen pada dasarnya baru dapat diterapkan, jika :

1.         Ada tujuan bersama dan kepentingan yang sama yang akan dicapai.

2.         Ada kerja sama diantara sekelompok orang dalam ikaatan formal dan ikatan tata tertib yang baik.

3.         Ada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab yang teratur

4.         Ada organisasi untuk melakukan kerja sama

Manajemen sangat penting untuk mengatur semua kegiatan dalam kehidupan baik di rumah tangga, sekolah, organisasi, perusahaan, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain sebagainya. Manajemen yang baik akan menimbulkan pembinaan kerja sama akan serasi harmonis, saling menghormati-mencintai sehingga tujuan dari organisasi akan tercapai secara optimal.

 

B. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Fungsi-Fungsinya

1.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara harfiah Manajemen Sumber Daya Manusia mengandung pengertian yang merupakan paduan dari pengertian Manajemen dan Sumber Daya Manusia. Seperti yang talah dibahas di atas, dari semua difinisi tentang manajemen, minimal definisi tersebut mengandung tiga unsur, yaitu proses sumber daya manusia dapat  dikatakan sebagai segolongan masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kerja pada suatu unit usaha. Dalam pengertian sumber daya manusia ini tercakup semua unsur yang dimiliki sumber daya manusia tersebut. Termasuk energi, bakat, keterampilan, kondisi fisik dan mental. Sumber daya manusia dapat juga dikatakan sebagai daya yang berasal dari manusia termasuk tenaga dan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut.

Dari pengertian manajemen dan sumber daya manusia di atas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu manajemen yang diterapkan dalam masalah pengelolaan sumber daya manusia.

Dari sekian banyak definisi mengenai manajemen sumber daya manusia, tidak satu difinisi pun yang bersifat universal yang dapat diterima oleh semua pihak. Kimmerly sebagaimana dikutip oleh Bambang Wahyudi (2002:10) menyebutkan bahwa sangat sukar untuk mencari difinisi manajemen sumber daya manusia yang dapat diterima secara universal, sehingga semua orang mau menggunakan suatu pengertian dari bermacam-macam pengertian tentang hal itu.

Meskipun demikian, penulis mencoba untuk menyajikan definisi dari beberapa ahli yang kemudian ditarik suatu kesimpulan dari pendapat-pendapat mereka.

Gary Dessler ( 2004:2), mendifinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai berikut :

Proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan”.

 

Bambang Wahyudi (2002 :10), mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai berukut :

“Ilmu, seni dan proses memperolehkan, manajemen atau mengembangkan dan memelihara tanaga kerja yang kompeten sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan ada kepuasan pada diri pribadi.”

 

 

Dari definisi-definisi yang telah disebutkan para para ahli di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sumber daya manusia merupakan ilmu, seni dan proses dalam aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,  pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja sehingga tercapai tujuan organisasi individu, dan tercapai kepuasan pada diri individu”.

 2. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan pengertian manajemen sumber daya manusia yang telah dirumuskan di atas, maka kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi dapat diklasifikasi ke dalam beberapa fungsi.

Sebagai ilmu terapan dari ilmu manajemen, maka manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi manajemen dengan penerapan di bidang sumber daya manusia. Bambang Wahyudi (2002 :12) menyebutkan bahwa fungsi-fungsi pokok dari ilmu manajemen dengan penerapan pada sumber daya manusia organisasi adalah sebagai berikut :

  1. Fungsi Perencanaan

Yaitu melaksanakan tugas dalam perncanaan kebutuhan, pengadaan, pengembangan, dan pemeliharaan sumber daya manusia.

  1. Fungsi Pengorganisasian

Yaitu menyusun suatu organisasi dengan mendesain struktur dan hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang dipersiapkan.

  1. Fungsi Pelaksanaan

Yaitu memberikan dorongan untk menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

 

4.                   Fungsi Pengendalian

Yaitu melakukan pengukuran-pengukuran antara kegiatan yang dilakukan dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Khususnya di bidang tenaga kerja.

Disamping fungsi-fungsi pokok, manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa fungsi-fungsi operasional. Dimana pada dasarnya fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia dapat diklasifikasikan dalam tiga fungsi operasional seperti diungkapkan oleh Bambang Wahyudi (2002:14) sebagai berikut:

 

1.    Pengadaan Sumber Daya Manusia

Kegiatan operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam ruang lingkup ini adalah :

a.       Perencanaan Sumber Daya Manusia

Dalam perencanaan sumber daya manusia dilakukan penentuan kebutuhan tentang kerja balik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, serta cara memenuhi kebutuhan tanaga kerja itu.

  1. Penarikan Calon Tenaga Kerja

Penarikan calon tenaga kerja ini berupa usaha menarik sebanyak mungkin calon-calon tenaga yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dari sumber-sumber tenaga kerja yang tersedia

  1. Seleksi

Seleksi merupakan proses pemilihan tenaga kerja dari sejumlah calon tenaga kerja yang dapat dikumpulkan melalui proses penarikan tenaga kerja.

  1. Penempatan

Penempatan tenaga kerja yang terpilih pada jabatan yang ditetapkan

  1. Pembekalan

Pembekalan atau dikenal dengan istilah Indoctrination, Induction, Orientation dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada tenaga kerja terpilih tantang diskripsi jabatan, kondisi kerja dan peraturan organisasi.

 

2.      Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kegiatan-kegiatan dalam fungsi pengembangan sumber daya manusia ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia yang telah dimiliki, sehingga tidak akan tertinggal oleh perkembangan organisasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam fungsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dilakukan dengan mengikutsertakan tenaga kerja tersebut dalm program pelatihan dan program pengembangan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan seorang tenaga kerja, sehingga mampu menyesuaikan atau mengikuti perkembangan kebutuhan organisasi.

 

 

  1. Pengembangan Karir

Pengembangan karir meliputi kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan karir seorang tenaga kerja, baik dalam bentuk kenaikan pangkat maupun promosi jabatan.

 

3.      Pemeliharaan Sumber Daya Manusia

Kegiatan-kegiatan dalam fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini ditujukan untuk memelihara keutuhan sumber daya manusia yang dimiliki. Wujud dari hasil pemeliharaan sumber daya manusia ini adalah tumbuhnya rasa betah dan mempunyai kemauan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya pada organisasi.

Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang berada dalam fungsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Kompensasi Jabatan

Kompensasi jabatan meliputi usaha pemberian balas jasa atau kompensasi atas prestasi yang telah diberikan oleh seorang tenaga kerja.

  1.  Integrasi

Integrasi meliputi usaha menciptakan kondisi integrasi atau persamaan kepentingan antara tenaga kerja dengan organisasi, yang telah menyangkut masalah motivasi, kepentingan, komunikasi, konflik dan konseling.

 

 

 

  1. Hubungan Perburuhan

Hubungan perburuhan dimulai dengan pembahasan masalah perjanjian kerja, perjanjian perburuhan, kesepakatan kerja bersama, sampai penyelesaian perburuhan.

  1. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja.

Seluruh kegiatan melalui fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut diarahkan untuk mewujudkan sasaran pokok manajmen sumber daya manusia, yaitu mendayagunakan secara optimal sumber daya manusia dalam suatu organisasi untuk terciptanya suatu kondisi yang memenuhi semboyan The right man on the job at the right time  yang lebih dikenal dengan tiga tepat, tepat orang, tepat jabatan dan tepat waktu. Kondisi semacam ini hanya mungkin terjadi bila setiap manusia di dalam organisasi mencapai tingkat prestasi kerja yang tinggi. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang dimiliki maupun mengembangkan produktivitas kerja sampai pada tingkat maksimal.

Sasaran pokok ini dicapai melalui sasaran untuk membentuk terciptanya kemampuan kerja (ability to work) dan kemampuan kerja (willingness to work) dari tenaga kerja yang dimiliki suatu organisasi.

Fungsi-fungsi operasional manajemen sumber daya manusia dalam ruang lingkup pengadaan sumber daya manusia dan pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemampuan kerja. Sedangkan fungsi-fungsi operasional manajemen sumber daya manusia dalam ruang lingkup pemeliharaan sumber daya manusia diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemampuan kerja.

 

B. Budaya perusahaan

1.    Pengertian Budaya Perusahaan

Menurut Drs.Triguno,DIPL,EC.LLM. (2000:3) “ Suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat/organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi prilaku.

Terdapat beberapa definisi budaya perusahaan atau budaya organisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti berikut ini :

Menurut Robbins (dalam Djokosantoso :2003) mendefinisikan bahwa :

“Budaya perusahaan adalah suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami, seluruh jajaran meyakini sistem-sistem nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi”.

 

Menurut Eugene McKenna dan Nic Beech (2000:18)

“Budaya perusahaan merupakan nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota.”

Menurut Djokosantoso (2003 :21) mendefinisikan

“Budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem paket, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk menciptakan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan”.

 

2.2.2       Elemen-elemen Budaya Perusahaan

Terdapat beberapa elmen dasar budaya perusahaan, Eugene McKenna dan Nic Beech (2000:15) mengelompokan elemen-elmen budaya perusahaan sebagai berikut :

  1.  
    1. Artifacts

Merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifacts termasuk struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk, jasa, dan tingkah laku anggota kelompok

b.    Espoused Values

Yaitu alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang didukung kembali kepenemu budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi.

c.     Basic Underlying Assumption

Yaitu keyakinan  yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi. Budaya menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi,  seringkali melalui asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi meyakini ketepatan tindakan tersebut.

Ketiga elmen dasar dari budaya perusahaan ini jika dibuat bagan akan menjadi sebagai berikut :

Artifacts            Proses dan struktur organisasi yang jelas terlihat

 

Esposed Values                  Strategi, tujuan, dan filosofi

 

Basic Underlying Assumption       Perasaan, pikiran, persepsi,  dan keyakinan

Gambar 2.1 Hubungan 3 elemen dasar budaya perusahaan

 

2.2.3    Karakteristik Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks. Untuk itu budaya perusahaan harus memiliki beberapa karakteristik sebagai wujud nyata keberadaannya. Masing-masing karakteristik tersebut pada penerapannya akan mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Menurut Surya Dharma dan Haedar Akib (2004:25) mengemukakan 10 (sepuluh) karakteristik budaya perusahaan sebagai berikut :

1.    Identitas Anggota ; derajat dimana pekerjaan lebih mengindentifikasi organisasi secara menyeluruh daripada dengan tipe pekerjaan atau bidang keahlian profesionalnya.

2.      Penekanan kelompok; derajat dimana aktivitas tugas lebih diorganisir untuk seluruh kelompok dari pada individu.

3.      Fokus orang; derajat dimana keputusan manajemen memperhatikan dampak luaran yang dihasilkan terhadap pekerjaan dalam organisasi.

4.      Penyatuan unit; derajat dimana unit-unit dalam organisasi didorong agar berfungsi dengan cara yang terorganisasi atau bebas.

5.      Pengendalian; derajat dimana peraturan, regulasi dan pengendalian langsung digunakan untuk mengawasi dan pengendalian perilaku pekerja.

6.      Toleransi resiko; derajat dimana pekerja didorong untuk agresif, kreatif, inovatif dan mau mengambil resiko.

7.      Kriteria ganjaran; derajat dimana ganjaran seperti peningkatan pembayaran dan promosi lebih dialokasikan menurut kinerja pekerja daripada senioritas, favoritisme atau faktor non pekerja lainnya.

8.      Toleransi konflik; Derajat dimana pekerja didorong dan diarahkan untuk menunjukkan konflik dan kritik secara terbuka.

9.      Orientasi sarana-tujuan; derajat dimana manajemen lebih terfokus pada hasil atau luaran dari teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai luaran tersebut.

10.  Fokus pada sistem terbuka; derajat dimana organisasi memonitor dan merespon perubahan dalam lingkungan eksternal.

Sedangkan menurut Robbins (2001: 16) menyatakan ada tujuh karakteristik budaya organisasi atau budaya perusahaan sebagai berikut:

  1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (inovation and risk taking)
  2. Perhatian terhadap detail (Attention to detail)
  3. Berorientasi Kepada hasil (Outcome orientation)
  4. Berorientasi kepada manusia (People orientation)
  5. Berorientasi tim ( Team orientation)
  6. Aggresif (Aggressiveness)
  7. Stabil (Stability)

 

2.2.4    Faktor-faktor Pembentukan Budaya Perusahaan

Menurut Krisdarto (2001:53) faktor-faktor yang membentuk budaya perusahaan yaitu :

  1. Observed behavioral regularities when people interact

Yaitu bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi.

  1. Group Norms

Yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi.

  1. Exposed Values

Yaitu nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnya kualitas produk, dan sebagainya.

  1. Formal Philosophy

Yaitu kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan perilaku organisasi terhadap karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.

  1. Rules of the Game

Yaitu aturan-aturan dalam perusahaan (the ropes), hal-hal apa saja yang harus dipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi tersebut.

 

 

  1. Climate

Yaitu Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau organisasi lain.

  1. Embedded Skills

Yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi ke generasi lainnya.

  1. Habits of thinking, mental models, and/or linguistec paradims

Yaitu adanya suatu kesamaan “frame”  yang mengarahkan pada persepsi (untuk dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru pada awal proses sosialisasi.

  1. Shared Meanings

Yaitu rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dari interaksi sehari-hari.

  1. Root Metaphors or Integrating Symbols

Yaitu ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi.

2.2.4    Unsur-unsur Pembentukan Budaya Perusahaan

Beberapa unsur pembentukan budaya perusahaan menurut Atmosoeprapto (2001:71), yaitu :

1.       Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai kebrhasilan.

2.       Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.

3.       Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya.

4.       Upacara-upacara (rites dan ritual); acara-acara ritual yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.

5.       Network”; jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

 

2.2.6     Proses  Terbentuknya Budaya Perusahaan

Eugene McKenna dan Nic Beech (2000:60) membagi budaya organisasi atau budaya perusahaan atas beberapa komponen pembentuk, yaitu :

  1. Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien.
  2. Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi.
  3. Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja.
  4. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi.
  5. Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan.Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.

Dengan menggali komponen-komponen pembentuk ini, diharapkan akan memperoleh gambaran global dari budaya organisasi tertentu. Gambaran ini menjadi dasar organisasi tersebut, bagaimana masalah deselesaikan didalamnya, dan cara para anggota diharapkan berperilaku.

Manajer Puncak

Inplementasi kerja. Orang-orang bertingkah laku tertentu sejalan dengan visi yang telah ditetapkan

 

Hasil

Kesuksesan yang diraih akan berkesinambungan dari waktu ke waktu.

 

Budaya Organisasi

Budaya yang tumbuh merefleksikan visi, strategi, dan pengalaman orang-orang yang mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.

Gambar 2.2

Proses terbentuknya Budaya Perusahaan Menurut Kisdarto (2001:45)

 

 

2.2.7    Fungsi Budaya Perusahaan

Menurut Veithzal Rivai (2005:430), fungsi budaya perusahaan adalah :

  1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jels antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain.
  2. Budaya memberikan indentitas bagi anggota organisasi.
  3. budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individu.
  4. Budaya itu mengingkatkan kemantapan sitem sosial.
  5. Budaya sebagai mekanisme pmbuat makna dan kendali yang memandu sera membentuk sikap dan perilaku karyawan.

 

C. Lingkungan Kerja

2.3.1    Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksnakan proses  produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksnakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien.

Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara lain sebagai berikut :

Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :

“Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”.

 

 

Menurut Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :

“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode  kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.

 

 

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.

 

 

2.3.2.   Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik.

 

A.        Lingkungan kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:21),

“Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

  1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya)
  2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

 

B.        Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sadarmayanti (2001:31),

“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.

 

Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Menurut Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan  pengendalian diri.

Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19-21) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan.

 

2.3.3.         Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.

Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :

  1. Penerangan/cahaya di tempat kerja
  2. Temperatur/suhu udara di tempat kerja
  3. Kelembaban di tempat kerja
  4. Sirkulasi udara di tempat kerja
  5. Kebisingan di tempat kerja
  6. Getaran mekanis di tempat kerja
  7. Bau tidak sedap ditempat kerja
  8. Tata warna di tempat kerja
  9. Dekorasi di tempat kerja
  10. Musik di tempat kerja
  11. Keamanan di tempat kerja

Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu :

1.        Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

a.        Cahaya langsung

b.       Cahaya setengah langsung

c.        Cahaya tidak langsung

d.       Cahaya setengah tidak langsung

2.        Temperatur di Tempat Kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih  dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.

3.      Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia  pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.

4.      Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor  apabila kadar oksigen,  dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan sukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

5.      Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

a.        Lamanya kebisingan

b.        Intensitas kebisingan

c.        Frekwensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

 

6.      Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :

  1. Kosentrasi bekerja
  2. Datangnya kelelahan
  3. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain.

7.      Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.

8.      Tata Warna di Tempat Kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

9.      Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

10.     Musik di Tempat Kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.

11.     Keamanan di Tempat Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

 

2.3.4.         Indikator-indikator Lingkungan Kerja

Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut :

  1. Penerangan
  2. Suhu udara
  3. Suara bising
  4. Penggunaan warna
  5. Ruang gerak yang diperlukan
  6. Keamanan kerja
  7. hubungan karyawan

 

2.4  Pengertian dan Pengukuran Kinerja Karyawan

Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang  karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut :

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya.

 

Selanjutnya peneliti juga akan mengemukakan tentang definisi kinerja karyawanmenurut Bernandin & Russell (1993:135) yang dikutip oleh Faustino cardoso gomes dalam bukunya yang berjudul Human Resource Management,

Performansi adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu.

 

Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka  kinerja karyawan harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai organisasi.

Selanjutnya peneliti akan mengemukakan ukuran-ukuran dari Kinerja karyawan yang dikemukakan oleh Bernandin & Russell (1993:135) yang dikutip oleh Faustino cardoso gomes dalam bukunya Human Resource Managemen  yaitu sebagai berikut :

1.    Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan.

2.    Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapanya.

3.    Job Knowledge : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilanya.

4.    Creativeness : keaslian gagasan –gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5.    Cooperation : kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi

6.    Dependability : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

7.    Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya.

8.    Personal Qualities : menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.

 

2.5 Pengaruh Budaya Perusahaan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pengaruh budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan diungkapkan oleh Tanadi Santono sebagai berikut :

Budaya perusahaan bukanlah sekedar peraturan tertulis, dasar operasional, atau sistematika kerja yang menjadi buku suci perusahaan. Lebih dari itu, budaya perusahaan adalah spirit d’ corp – jiwa perusahaan, yang menjiwai keseharian dan segala aktivitas dalam perusahaan anda. Sangat ditekankan pentingnya Budaya Perusahaan yang menjadi dasar dari kinerja perusahaan agar mampu berkembang dan bersaing dalam jangka panjang.

 

Selanjutnya Kotter dan Heskett dalam Taliziduhu Ndraha (2003:114) menjelaskan :

”Teori IV menunjukan bahwa perusahaan mampu meningkatkan kinerja jangka panjangnya jika ia memperhatikan sungguh-sungguh kepentingan pelanggan, pemegang saham dan karyawan, dan juga kepemimpinan yang membawa perubahan terus-menerus”.

 

Dari pengertian tersebut budaya perusahaan merupakan suatu ciri khas dari suatu perusahaan yang mencakup sekumpulan nilai-nilai kepercayaan yang membantu karyawan untuk mengetahui tindakan apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan yang berhubungan dengan struktur formal dan informal dalam lingkungan perusahaan. Selain itu budaya perusahaan juga merupakan suatu kekuatan tak terlihat yang mempengaruhi pemikiran, persepsi, dan tindakan manusia yang bekerj di dalam perusahaan, yang menentukan dan mengharapkan bagaimana cara mereka bekerja sehari-hari dan membuat mereka lebih senang dalam menjalankan tugasnya.

Dengan adanya budaya perusahaan akan memudahkan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan, dan membantu karyawan untuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam perusahaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut sebagai pedoman karyawan untuk berperilaku yang dapat dijalankan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Di samping itu dari pendapat ahli tersebut di atas lingkungan kerja merupakan suatu alat ukur yang akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan jika lingkungan kerja yang ada di perusahaan itu baik. Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di  tempat bekerja akan membawa dampak yang positif bagi karyawan, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat.

Lingkungan kerja yang baik diciptakan oleh perusahaan akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup dari perusahaan karena tidak jarang terjadi suatu perusahaan gulung tikar karena adanya lingkungan kerja yang tidak kondusif. Linkungan kerja yang kondusif yang diciptakan oleh karyawan dan perusahaan akan mendorong efektivitas dari perusahaan tersebut didalam menjalankan roda organisasinya. Serta akan menimbulkan semangat dan gairah kerja yang tinggi karena adanya lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan.

Untuk itu budaya perusahaan dan lingkungan kerja sebagai dua faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan sebaiknya dilakukan dengan baik, karena kedua hal ini akan sangat menentukan baik itu untuk karyawan maupun untuk perusahaan, karena jika kedua hai ini mendapat perhatian dari perusahan maka keuntungan yang diperoleh tentu sangat besar dan berguna, baik untuk masa kini dan masa yang akan datang, perusahaan memperoleh keuntungan berupa pencapaian tujuan dan produktivitas yang tinggi dan bagi karyawan akan memperoleh kinerja yang tinggi.

Berdasarkan uraian para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1 mengenai budaya perusahaan dan variabel X2 mengenai lingkungan kerja mempunyai keterkaitan atau pengaruh dengan variabel Y yaitu kinerja karyawan, dimana kinerja karyawan ini akan tercapai apabila budaya perusahaan di lingkungan kerja mendapat perhatian dari perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

 

A.Anwar Prabu Mangkunegara (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung.

 

Alex S. Nitisemito (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. 3, Ghalia Indonesia, Jakarta.

 

Dedy Mulyana (2007). Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung.

 

Faustino Cardoso Gomes (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.

 

Lloyd L. Byars dan Leslie W. Rue (2000). Human Resource Management. McGraw-Hill, Boston.

 

Malayu S.P. Hasibuan (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: dasar kunci keberhasilan, Haji Masagung, Jakarta.

 

Robert L. Mathis (2002). Managemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta.

 

Robbin, (1994). Teori Organisasi, Arcan, Jakarta.

 

Syaiful F.Prihadi, (2004). Assesment Centre, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 

Sedarmayanti (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung.

 

Siagian, Sondang P. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

 

Sugiyono (2002). Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.00 for Windows, Alfabeta, Bandung.

 

………, (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

 

Surya Dharma (2005). Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar, Jakarta.

 

Suryadi Perwiro Sentono (2001). Model Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Asia dan Timur Jauh, Bumi Aksara, Jakarta.

 

Veithzal Rivai (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

 

Winardi (2004) Manajemen Sumber Daya Manusia, Grafiti, Jakarta.

 

 

 

 

93 Komentar

  1. Ok. terimakasih, referensi yang sangat membantu saya..

    • mohon buku sedarmayanti tentang sdm dan produktivitas kerja belinya dimana saya sudah cari di yogya tidak ada, padahal saya sedang menyusun tesis tentang lingkungan kerja, mohon bantuannya, terima kasih . mislahatilu@yahoo.com

  2. Saya sangat tertarik dengan tulisan yang berjudul “PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN” akan tetapi saya kesulitan didalam mencari daftar pustaka (judul buku, penerbit dan tahun penerbitan) sesuai dengan bahasan diatas dikarenakan tidak jelasnya saduran materi diatas
    saya sangat berterimaksih apabila mendapatkan daftar pustaka dengan bahasan tersebut diatas

    Terimakasih

  3. apabila pembaca memiliki daftar pustaka dengan bahasan tersebut diatas mohon dikirimkan ke email saya terimakasih w42n_81@telkom.net

  4. artikelnya sangat membantu, tapi kurang referensi yang jelas serta penulisnya.,

  5. mohon maaf penulisnya tidak dicantumkan, jadi bisa bebas anda pake referensinya

  6. Bisa didapat dimana buku-buku dibawah ini :
    1. Alex S. Nitisemito (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. 3, Ghalia Indonesia, Jakarta.
    2. Sedarmayanti (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung.
    ada referensi buku lain yang membahasa pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja.

    Terima kasih.

    • banyak kok, di toko buku Palasari Bandung, kalau susah bisa pinjem di UPT Perpustakaan UNPAS Bandung, aku ada di sini

    • Buku-buku yang berkaitan dengan lingkungan kerja dan kinerja adalah:
      1. manajemen kinerja sektor publik / Mahmudi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007.
      2. Manajemen SDM / Marihot Tua Efendi Hariandja. Jakarta: Grasindo, 2002.
      3. Evaluasi Kinerja SDM/A.A. Anwar Mangkunegara. Bandung: Refika Aditama, 2006.
      4. MSDM untuk perusahaan / Veithzal Rivai. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004. (buku ini sangat lengkap&tebal)
      5. MSDM: reformasi birokrasi dan manajemen PNS/Sedarmayanti. Bandung: Refika Aditama, 2007.
      Buku-buku tsb. bila susah dicari diluaran, di UPT Perpustakaan Unpas ada. SELAMAT MEMBACA

      • Saya sudah membeli buku sedarmayanti yg di sebutkan di atas, tapi tidak ada yg membahas tentang lingkungan kerja sedetail tulisan anda.

  7. Saya sangat terbantu dengan artikel ini. tks banget.

    • Alhamdulillah, kalau memang artikel ini membuat kemaslahan

  8. sebetulnya saya kesulitan untuk mencari pengertian lingkungan kerja secara spesifik, tapi setelah saya baca artikel anda saya menemukan apa yang saya cari tapi bisa TOLONG dijelaskan lebih rinci lagi pengertian lingkngan kerja yang berkaitan dengan semangat kerja,,,,
    saya harapkan bantuannya,,,
    TERIMAKASIH.

    • Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksnakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien.
      Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara lain sebagai berikut :
      Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
      “Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”.
      Bila dihubungkan dengan semangat kerja jelas erat sekali, dari pengertian tsb. dijelaskan bahwa lingkungan kerja dapat mempengaruhi kondisi pribadi karyawan, sedangkan karyawan yang memiliki semangat kerja, tentunya sangat didukung dengan adanya kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan, demikian pula sebaliknya bila kondisi lingkungan kurang mendukung dalam bekerja, maka akan menurunkan semangat kerja karyawan.
      Mudah2an penjelasan ini dapat membantu walaupun hanya sedikit. Terima kasih atas kunjungannya

  9. makasih buat artikelnya, ngebantu bgt.

    • sama2, makasih pula atas kunjungannya

  10. makasih buat artikelnya, kebetulan sy jg lg bahas ttg lingkungan kerja, sy coba cari buku sedarmayanti dgn judul yg dikasih di daftar pustaka, wkt sy beli tp kok gada ttg lingkungan kerja ya? penulis, judul dan penerbitnya sesuai dgn daftar pustaka
    sy nyuruh org sih beli nya, dan ini keluaran th 2009. makasih

  11. ibu, maaf klo boleh sy mau masukin alamat blog ini sebagai salah satu daftar pustaka skripsi sy…terimakasih

    • dengan senang hati, silahkan saja, semog berhasil dan sukses. tapi maaf bukan ibu yah, bapak, namanya aja intanghina he he he

  12. salam…
    sebelumnya saya mengucapkan terimakasih banyak akhirnya saya saya dapat referensi buku alex s nitisemito…

    saat ini saya sedang mebuat tesis yg judulnya pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap semangat kerja karyawan.

    dari sini saya mendapatkan lingkungan kerja fisiknya….tapi masih kurang tentang semangat kerjanya….jika ada mohon bantuan untuk referensi bukunya…

    o iya terimakasih ya pak, karna juga ada daftar puistakanya hingga halamannya…karna terus terang saya cari ke kwitang pusat sudah tidak ada lagi buku ini…

    sekali lagi terimakasih…

    • sama2, ok deh nanti InsyaAlloh akan saya tuliskan tentang Semangat kerja, dari beberapa sumber

  13. terimakasih, pak Intanghina. tulisannya dapat membuka wawasan bagi pemula seperti saya.

    • sama2 semoga dapat bermanfaat

  14. thnks Bgt bwt artikelnya…
    Cz gY da tgas tntang lingkungan kerja….

    • sama2 semoga bermanfaat

  15. terima kasih …lengkap n jelas banget..

  16. Thx bgt artikelnya….
    sangat..sangat….sangat….. bermanfaat buat saya.
    klo boleh tanya, lingkungan kerja dengan suasana kerja itu korelasinya apa?
    terima kasih atas jawabannya.
    Gbu.

    • keduanya hampir sama, kalau lingkungan kerjanya bagus tentunya akan menghasilkan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan, begitu pun sebaliknya bila lingkungan kerjanya kurang baik, maka akan berpengaruh terhadap suasana kerja. Faktor lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis, juga berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Bahkan karyawan biasanya dapat menolerir kondisi fisik yang kurang memadai, asalkan suasana kerjanya nyaman dan menyenangkan.

      • makasih atas jawabanya….^^ sangat membantu untuk penulisan makalah saya.
        maaf mau tanya lagi..:
        suasana kerja indikatornya apa saja?? dan pengarunya terhadap kepuasan kerja….??
        Thx b4 for your answer.
        GBU.

  17. Terima kasih ya, telah membuat artikel ini, saya sangat terbantu dalam penyelesaian penelitian saya, terima kasih banyak ( muliate nagodang), dan saya dapat melihat situasi dan lingkungan kerja saya kedepannya.

  18. makasih ya artikelNya sangat amat banyak membantu sekali,,sebab saya pusink bgt ma ni mta Kul

  19. saya setuju dengan comment olive, saya mencari referensi alex nitisemito revisi terbaru, suit sekali mengenai semangat kerja karyawan, sudah cari di senen dan gramedia tidak ada. tolong dibantu.. thx

  20. saya setuju dengan comment olive, saya mencari referensi alex nitisemito revisi terbaru, sulit sekali mengenai semangat kerja karyawan, sudah cari di senen dan gramedia tidak ada. tolong dibantu.. thx

    • memang betul buku alex ga ada yang terbaru, ok ntar dicariin

  21. oke broo tanks…

  22. thanks banget artikel x ,,keren,,

    btw ,,saya mau tanya,,saya dapat buku sedarmayanti ko g ada tentang lingkungan kerja x y??? apa ada perubahan cetakan 2001 dngan 2009..coz yg saya punya buku sedarmayanti ni,, cetakan ketiga tahun 2009…

    tolong d jawab yoo ..

    • sedarmayanti itu banyak macamnya, ada MSDM, ada juga produktivitas, dan ada juga tentang kinerja

  23. bagus sekali artikelnya,sangat membantu saya dalam mengerjakan thesis,klo boleh tau,apa nama buku n pengarangnya yang mejelaskan tentang stres kerja dan tentang job characteristik..soalnya saya lagi mengadakan penelitian tentang hubungan job characteristic dan stress kerja dengan kinerja karyawan..thanks

    • Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mengukur Stress, Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas …GRM
      Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
      Penulis : Istijanto, OEI. M.M., M.Com.
      Tahun Terbit : Cet April 2010, ed Revisi
      Kertas & Halaman : 334 Halaman, isi kertas Hvs
      Ukuran Buku : 13,5 x 20 cm, Soft Cover
      Kategori : Ekonomi/Bisnis
      ISBN : 978-979-22-5704-5
      Harga : Rp 57,500
      20%
      Rp 46,000

  24. Thx atas artikelnya,,saya mau tanya refrensi buku ttg budaya perusahaan apa ya?
    Thx.

    • 1. Corporate Culture and Perfomance – Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja / kotter, 1997, jkt. Prenhallindo
      2. Budya Perusahaan/Purwanto, 2008. Pustaka Pelajar
      3. Budaya Usaha dan Perusahaan/Ade Nendang/Bandung: FE_UNPAS

      • terimakasih atas balesannya =D

  25. wah artikelnya sungguh bermanfaat sekali!
    sayia mo tanya buku referensi apa saja iyaa yg mengenai lingkungan kantor khususnya dalam hal pelayanan dan kebersihan? thx

    • makasih… kl buku tentang lingkungan kerja banyak didapat di SEDARMAYANTI/SDM DAN PRODUKTIVITAS/MANDAR MAJU/BANDUNG, ALEX NITISEMITO/MANAJEMEN PERSONALIA/ERLANGGA

      • Pak,

        Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas artikel Bapak ini. Apa boleh mohon dibantu teori lingkungan kerja di buku Sedarmayanti sebenarnya di halaman berapa ya?
        karena saya baru saja membeli buku Sedarmayanti SDM DAN PRODUKTIVITAS karena ada teori tentang lingkungan kerja yang dimuat dalam artikel Bapak, namun setelah saya cari di halaman-halaman yang tercantum diatas (hal 1, 21, 31) mengenai lingkungan kerja tidak terdapat di buku tsb. Oleh karena itu boleh dibantu sebenarnya teori lingkungan kerja tepatnya ada di halaman berapa di buku Sedarmayanti itu?
        terima kasih sebelum dan sesudahnya

      • buku sedarmayanti itu judulnya Tata Kerja dan Produktivitas kerja: suatu tinjauan dari aspek ergonomi atau kaitan antara manusia dengan lingkungan kerjanya. BAndung: Mandar Maju, 2009. ada di halaman 21

      • oh jadi begitu ya pak
        krn mengacu dari daftar pustaka jadi sudah terlanjur beli yg SDM dan Produktivitas deh

  26. makasih banget ya buat artikelnya bener” ngebantu tapi dari tadi say mencari teori tentang
    pengaruh linkungan terhadap kinerja kok gag ada ya..hanya sebuah argumen atau pendapat saja..
    apakah anda tahu saya bisa cari di buku apa tentang untuk memperkuat teori lingkungan thd kinerja??
    terima kasih banyak..

    • Kotter dan Heskett dalam Taliziduhu Ndraha (2003:114) menjelaskan :
      ”Teori IV menunjukan bahwa perusahaan mampu meningkatkan kinerja jangka panjangnya jika ia memperhatikan sungguh-sungguh kepentingan pelanggan, pemegang saham dan karyawan, dan juga kepemimpinan yang membawa perubahan terus-menerus”.

  27. Selain Nitisemito dan Sedarmayanti, kira -kira siapa lagi yang mengemukakan teori tentang lingkungan kerja? mohon bantuannya, saya sangat kesulitan mencari bahan referensi untuk skripsi saya…trm kasih

  28. boleh jadi referensi skripsi g?

    • mangga, silahkan, pleas, makasih atas kunjungannya

  29. artikelnya sangat bagus dan membantu,
    saya mw bertanya buku yang paling lengkap yang membahas tentang lingkungan kerja itu karangan siapa ya ??
    soalnya saya sedang bingung krn judul TA saya PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP LINGKUNGAN KERJA

    • alex nitisemito cuma ga ada yang baru

  30. Pak, saya mahasiswa UPI Bandung yang sedang menyusun skripsi tentang Analisis Kinerja Pendapatan APBD Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat. Saya bermaksud untuk mecari buku Mahmudi (2007) dengan judul Manajemen Kinerja Sektor Publik. Selain itu, saya juga ingin sekali berdiskusi dengan Bapak mengenai skripsi saya sebab dari blog yang saya lihat, saya yakin Bapak sangat kompeten dan dapat sangat membantu saya dalam skripsi ini. Dimana saya dapat bertemu dengan Bapak? Bantuan dari Bapak akan sangat berarti bagi saya sekecil apapun. Terima kasih, Pak.

    • terima kasih telah mampir di blog. saya sangat senang bila Anda mau sharing tentang akuntansi sektor publik, saya telah berkali-kali membantu siswa yang peneltian judul tsb. bila Anda mau berkunjung silahkan datang saja ke UPT Perpustakaan UNPAS yang jl. setiabudi 193 deket UPI juga kan, tepatnya gedung A (Gedung Rektorat) lt. 4 (bila mau menghubungi saya bisa ke 083829158344)

  31. Terima kasih ya pak untuk artikelnya.
    saya mau tnya, artikel tentang semangat kerja ada yaa pak ?
    saya lagi mencari artikel tentang semangat kerja karangan Nitisemito (1992), ada nggak pak ? mohon bantuannya, saya sangat kesulitan mencari bahan referensi untuk skripsi saya. terima kasih

  32. Terima kasih pak untuk artikelnya.
    saya mau tanya, artikel tentang semangat kerja ada ya pak ?
    buku yang membahas tentang semangat kerja karangan Alex Nitisemito, ada nggak pak ?
    mohon bantuannya krn sy sangat kesulitan mencari bahan referensi skripsi saya. terima kasih

    • ada kok, buku nitisemito memang sudah langka di pasaran

  33. Makasih banget, beruntung saya nemu blog ini.
    Pembahasan untuk tugas saya, ada lengkap disini.
    Terima kasih om 😀

    • sammmmmmmmmmma2, semoga lia sukses dan dipermudah jalan kesuksesannya

  34. malam, saya mau tanya. sebenarnya referensi buku mengenai lingkungan kerja menurut Sedarmayanti itu judulnya yg mana? Tata Kerja dan Produktivitas kerja: suatu tinjauan dari aspek ergonomi atau kaitan antara manusia dengan lingkungan kerjanya atau Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja ? krn di tulisan anda, semua pendapat mengenai sedarmayanti tahun 2001 semua yaitu di buku Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.

    terima kasih

    • di beberapa buku sedarmayanti tersebut semuanya ada tentag lingkungan kerja

  35. malam..bpk saya minta bntuannya kalau d bandung nyari buku sedarmayanti yang tahun 2001 tentang lingkungan kerja dmna??soalnya saya cari d palasari gda.yg dapet cuman tahun 2011..

    • datang aja ke Perpustakaan UNPAS jl Dr. SEtiabudi no. 193, hubungi Bapak Hilman Firmansyah atau Kosim Ganda Rukmana

  36. selamat pagi bu…saya mau bertanya sekaligus minta rekomendasi…buku-buku yang membahas tentang lingkungan kerja apa saja ya bu judul dan pengarang nya…

    mohon ya bu..ditunggu balasan nya..

    terima kasih.

    • lingkungan kerja ada di buku Sedarmayanti tentang restrukturisasi, dan buku dari Robbin tentang teori organisasi

  37. ikut copy ya gan,, sebagai bahan makalah,,,, hhihihihi

    • mangga siiip

  38. saya punya buku sedarmayanti SDM dan produktifitas kerja……tidak membahas lingkungan kerja tuh…?????!!!!

  39. artikel ini sangat membantu 🙂
    namun saya sudah mencari mengenai lingkungan kerja pada beberapa buku SDM tetapi kok tidak menemukan tentang lingkungan kerja seperti apa yang anda tulis yaa ?? jadi bingung ?
    menurut anda apakah berhubungan antara lingkungan kerja dengan motivasi seorang karyawan ??
    mohon bantuannya.. terimakasih 🙂

    • ada lah, kalo lingkungan kerja nya tidak kondusif akan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai. Pegawai tidak merasa nyaman dalam bekerja jika lingkungan kerjanya tidak mendukung

  40. saya mau cari buku tentang lingkungan kerja, sedarmayanti thn 2001 tdk ada ya, adanya apa ya yg ttg lingkungan kerja yg ada ,,,susah bgt carinya , tolong bantuannya

  41. Artikelnya bagusss…
    Sekedar ingin berbagi aja, barangkali bisa menambah sedikit referensi mengenai Pengaruh Lingkungan Terhadap Perusahaan (General Business Environment)
    Klik –> Makalah Lingkungan Budaya Terhadap KFC di Indonesia

  42. assalamualaikum. saya mau izin copas untuk bahan penelitian saya ya pak. terimakasih 🙂

  43. bagaimana pengaruh hubungan lingkungan kerja terhadap kinerja guru ? minta bantuannya dijelaskan,please ! pusink nih..

    • lingkungan kerja dibahas dalam buku sedarmayanti, baik tentang msdm, maupun tentang lingkungan kerja

      • Maaf Mau nanya buku tentang lingkungan merja menurut sedarmayanti apakah lengkap tentang lingkungan kerja fisik maupun non fisik di buku “tata kerja dan produktifitas'” dalam buku sedarmayanti ? Terimakasih

  44. Bukunya Sedarmayanti yg membahas lingkungan kerja itu tepatnya judul bukunya apa yah? Aku udah nyari buku sdm & produktivitas kerja di tempat buku bekas di surabaya ga ada,, di toga mas jg ga ada..

    Butuh bgt buat ngerjain skripsi,,
    Banyak blog yg jg pake buku itu buat referensi mangkanya aku jg mau pake buku itu,, makasih sebelumnya

  45. aq mencari buku sedarmayanti 2001, susah sekali,,
    boleh info untuk dijakarta danya di gramedia/toko bukunya dmna aja,,

    • kalau bukunya tidak ketemu, datang ke UPT Perpustakaan UNPAS Jl. Dr. Setiabudi 193 Bandung

      • selamat malam. salam kenal saya amri dari lombok. saya sangat berterimakasih telah menemukan blog ini dan sangat membantu tugas akhir saya. o..ya pak. saya skrg tinggal di lombok dan boleh tidak saya minta bantuan untuk dibelikan/ dicopykan buku sedarmayanti dan nitisemito yg membahas tentang lingkungan kerja. nanti berapa biayanya mohon diinfokan ke email sya di amrillahlomboktengah@gmail.com

        mohon juga diinfokan judul buku, pengarang dan bab yg membahas ttg lingkungan kerja.

      • maaf ya baru kebuka maklum telah ngelola webblog yang lain

  46. saya mencari buku karangan sedarmayanti untk mencari indikator lingkungan kerja,mohon infonya ,diman ada lagi bukunya karangan sedarmayanti

  47. […] PDF File Name: Pengaruh budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap Source: intanghina.wordpress.com » DOWNLOAD « […]

  48. […] PDF File Name: Pengaruh budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap Source: intanghina.wordpress.com » DOWNLOAD « […]

  49. artikelnya bagus saya rencana mau buat judul skripsi tentang budaya perusahaan… ijin share dan baca artikel ya…

  50. […] Menurut T.Hani Handoko (2000:10) mendefinisikan manajemen sebagai berikut: “Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.” Website : keterangan (6,7,8,9,) https://intanghina.wordpress.com/2008/04/28/pengaruh-budaya-perusahaan-dan-lingkungan-kerja-terhadap-… […]

  51. […] BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN” akan tetapi saya … Download PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP … | […]

  52. selamat pagi, saya dari palembang, sedang menyelesaikan studi akhir saya. saya mohon dong buku sedarmayanti sama alex nitisemito yang membahas lingkungan kerja fisik dan non fisik bisa tidak minta copyan nya atau di scan dan dijadikan pdf trus kirim ke email saya. nanti beraa besaran biayanya bisa hubungi saya. ini emai saya ahmadyani922@gmail.com terimakasih.


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar